Jika tak memiliki SKILL MEMUJI, milikilah ETIKA dalam MENGKRITIK.
Melempar kritik tanpa ILMU, mencurigai tanpa BUKTI, dan berbicara sekehendak hati dan mungkin hanya ISU. Bukanlah akhlak seorang muslim.
Sebagai konsekwensi kemusliman kita, jika secara fakta dianggap praktik Bank Syariah belum benar menurut FATWA DSN MUI, SOP & REGULASI BANK SYARIAH maka lakukanlah CROSS-CHECK, sampaikan dengan santun secara FORMAL. PRAKTIS jangan BERSPEKULATIF.
Tidak perlu membuat IMAGE NEGATIF jika motivasi kritik untuk membangun. Kritik tidak layak menjadi CORONG, tumbuh dan suburnya Bank Ribawi, menjadikan masyarakat MBALELO terhadap hasil fatwa DSN MUI, SOP & REGULASI sehingga dengan sadar mengatakan Bank Syariah sama saja dengan Bank Konvensional.
Kritik itu baik, tapi akan lebih baik jika sebuah kritik itu dibarengi oleh action yang bersifat solutif.
Ayo berbuat. Mari mengubah situasi.
Jangan mendedikasikan waktu dan tenaga hanya untuk mengkritik tanpa solusi. Tanpa membahas ide-ide besar untuk memaksimalkan kinerja Bank Syariah. Jangan bangga dengan jargon, “kritik terhadap bank syariah adalah hal wajar sebagai konsekuensi penggunaan kata syariah”. Hingga lupa mensyariahkan bank konvensional.
Kritik itu membangun. Teruslah mengkritik sambil ingat etika dan akhlaq dalam mengkritik. Tidak menjatuhkan sasaran yang dikritik dan melegalkan yang jelas-jelas dilarang oleh agama.
“Mari tidak untuk mengutuk gelap. | Mari nyalakan cahaya walau sekedar lilin.” ILBS QUOTES
Barakallahufikum
Ekonomi Syariah
https://t.me/ekonomisyariah